"Kelemahan tidak harus selalu bergandengan mesra dengan kegagalan. Anak difable tidak harus menjalani hidup dengan kehampaan dan ketidakberdayaan. Tidak harus hidup dari belas kasihan orang lain. Kita sendirilah yang harus memutuskan untuk bangkit, serta terus menjaga semangat perjuangan kita".
Pesan di atas merupakan pesan penuh semangat dan powerfull yang ingin ditegaskan oleh seorang anak penderita kelumpuhan organ tubuh secara permanen. Habibie Afsyah, anak yang lahir 22 tahun lalu, tepatnya 6 Januari 1988, di Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, penderita penyakit Muscular Dystrophy Progressiva tipe Backer yakni kerusakan pada otak kecil yang menyebabkan saraf-saraf motorik terganggu/lemah sehingga menghambat pertumbuhan penderita bahkan mengalami kelainan fisik. Tidak hanya itu, Habibie Afsyah justru divonis tidak akan berumur panjang lebih dari 25 tahun, karena kerusakan otak yang dialaminya bersifat permanen dan tidak bisa disembuhkan.
Vonis dari Dokter tersebut justru melejitkan semangat dan tidak menciutkan nyali untuk berprestasi.,demi membahagiakan orang tuanya, khususnya Ibunda tersayang yakni Endang Setyati.yang selalu merawat dan memperhatikan perkembangan Habibie sampai ia sukses menjadi Entrepreneur muda dan mengispirasikan pada masyarakat di Indonesia. Kesuksesan yang dicapai kini bukan dimiliki sendiri, akan tetapi Habibie Afsyah ingin berbagi bersama dengan orang lain, terutama bagi anak-anak atau orang tua yang memiliki anak difable, ketidaksempurnaan fisik, melalui tulisan yang ditulis sendiri ke dalam buku yang ia beri judul Kelemahanku Adalah Kekuatanku.
Buku Kelemahanku Adalah Kekuatanku ini merupakan gambaran real life yang ia alami. Pergulatan batin yang cukup luar biasa membuatnya bertanya-tanya, kecewa, frustasi dan marah dengan keadaan dirinya yang tidak seperti kebanyakan orang. Perlakuan dan ucapan yang terlontar dari orang-orang di sekitarnya membuatnya semakin berat dalam menjalani hidup. "Sudah besar kok masik dimanja. Dorong saja ke Got!", kata seseorang kepada pengasuhnya.
Melalui Buku Kelemahanku Adalah Kekuatanku ini ia mengisahkan perjalanan hidupnya bagaimana awal mula ia mengalami kerusakan pada otak kecilnya, bagaimana ia hidup dalam lingkungan keluarga besarnya, perjuangan pendidikan Habibie mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, SLTP, SLTA yang selalu mengalami penolakan dari satu sekolah ke sekolah lain, hanya karena faktor keterbatasan fisik pada dirinya, bahkan sebagai manusia biasa ia juga merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama sampai kisah berakhirnya jalinan kasih asmara cuma gara-gara ketidakberdayaannya, serta perjalanan pencarian karier, suka duka yang ia jalani hingga sekarang ini ia menemukan dan menikmasi buah dari hasil kerja cerdas serta kerja kerasnya sehingga saat ini ia telah memiliki penghasilan berlimpah dan cukup untuk membiayai hidupnya tanpa menggantungkan pada orang lain. Bahkan, dengan penghasilan itu, ia berusaha berbagi dengan sesama dengan menyisihkan sebagaian penghasilannya untuk mendirikan Yayasan Habibie Afsyah yang diperuntukkan bagi pemebrdayaan orang-orang yang memiliki "kebutuhan khusus" seperti dirinya.
Dalam buku ini, Habibie Afsyah mengungkapkan semuanya sekaligus telah membuktikan bahwa ia mampu mengubah ketidakberdayaan menjadi berdaya yang penuh energi, kelemahan diri termasuk keterbatasan fisik, diubahnya menjadi kekuatan yang mampu melejitkan potensi untuk menembus batas. "Kalau saya yang punya keterbatasan seperti ini saja bisa, Anda pasti bisa!. Kemandirian dan kesuksesan adalah kodrat anda", tegasnya.
Pada akhirnya, Habibie mengajak kepada kita semua untuk ikhlas menerima apapun yang terjadi diluar kuasa diri kita, kemudian mensyukuri apapun yang dianugerahkan oleh Tuhan, termasuk diri kita sendiri. Karena diri kita adalah anugerah yang sangat berharga. Bagaimana pun kondisi kita, kita selalu punya pilihan untuk melejitkan potensi diri kita atau menidurkannya. Kelemahan diri, termasuk keterbatasan fisik, tidak harus selalu berujung pada pelumpuhan diri. Pergulatan pasti ada, tetapi kelemahan bisa dirubah menjadi sumber kekuatan yang dahsyat.
Kalau Habibie Afsyah, yang hanya bisa menggerakkan satu jari tangan saja Bisa..., bagaimana dengan anda. Masihkah ada keraguan pada potensi diri sendiri?. Bagaimanapun kondisi Anda, Anda adalah pribadi yang berharga dan mampu melakukan yang terbaik untuk kesuksesan diri anda sendiri.
No comments:
Post a Comment